Parkir Penuh, Jangan Jenuh.
By
suara satwa news
—
Rabu, 17 Februari 2016
—
Add Comment
Siang itu di Kampus Sudirman, udara panas
dan terik Mentari seperti akan mengupas kulit kepala. Aktivitas Kampus tak
seperti biasa, hiruk pikuk rapatnya jejeran kendaraan dan aktivitas mahasiswa.
Tepat di depan Kampus FKH, berdiri sebuah bangunan dengan setumpuk beton, yang
rencananya akan jadi gedung Parkir Kampus Sudirman Universitas Udayana.
Hari itu, kampus Sudirman bagai kebanjiran
motor yang tumpah di sekitaran bahu jalan. Tampak Bli Wayan, Satpam Kampus FKH,
tetap berjaga dengan baju dinas coklatnya dan nyaman bercengkrama dengan
mahasiswa angkatan lama. Dari kejauhan tampak mahasiswa dengan mengendarai
“Diesel Italia”, terlihat bingung mencari parkiran kosong disekitaran kampus
ungu yang pas untuk tunggangan kebanggannya. “Parkirannya penuh”, suara Bli
Wayan menghampiri mahasiswa itu, sambil menunjuk untuk cari tempat parkir lain.
Beruntung, mahasiswa yang saat itu memakai jaket kotak- kotak tebal tersebut ,
menemukan apa yang dicarinya dan tak begitu jauh dari tempat teguran Satpam
yang berasal desa Kesiman itu.
Mahasiswa itu kemudian menghampiri Bli
Wayan dan memulai sebuah obrolan sederhana, diiringi suara knalpot mobil dan
sepeda motor yang lalu lalang, sesekali terdengar klakson dan pukulan palu para
pekerja bangunan serta benturan kerangka besi di tanah kering yang lama tak
dibasahi air hujan. “Kapan mahasiswa gak maksa masuk dan bisa ngerti kalau
parkiran disini (kampus FKH Unud) benar- benar penuh ya?,”keluh Bli Wayan
dengan tangan kanannya menunjuk plang bertuliskan “parkir penuh” dan tangan
kiri memegang rokok “putihan” bekas hisapannya. Di depan forum obrolan itu,
berderet sepeda motor yang mengapit Pohon Ketapang. Pohon yang saat ini mulai
jarang dihampiri burung Perkutut untuk mencari makan. “Kata para pimpinan,
rencananya bulan Januari selesai mas. Jadi gak bakal ribet lagi parkirnya”
Tutur Bli Wayan dengan logat asli Bali sembari mematikan puntung rokok dan
kembali duduk di “singgasana”. Tak lama, mahasiswa itu pun beranjak menuju
kedalam kampus untuk mengikuti perkuliahan.
Memang, minimnya lahan parkir menjadi
permasalahan warga Universitas Udayana akhir- akhir ini. Pembangunan gedung
parkiran berdampak terhadap aktivitas mahasiswa, dosen dan pemangku kepentingan
lain. Mahasiswa kadang harus sedikit menelan ludah, tatkala waktu masuk kuliah
sudah terlalu mepet, eh mendapat tempat parkir nan jauh pula. Begitupun dosen,
ditengah kerja yang padat, mereka harus berebut dengan dosen atau mahasiswa
lain untuk sekedar meletakkan mobil, yang akhirnya telat datang ke tempat
tujuan.
Sabar adalah kunci utama. Pembangunan
gedung parkir yang kabarnya berlantai empat ini pasti tak akan berlangsung
lama. Tetap tenang dan jangan panik, semua ini demi kebaikan kita bersama.
Semoga gedung Parkir Unud selesai tepat dan sesuai waktunya. Seperti kata
pepatah “Berakit- rakit ke hulu, berenang- renang ke tepian. Pembangunan jangan
berbelit- belit melulu, mahasiswa butuh belajar tenang dan nyaman.” Meski
parkir penuh, jangan jenuh. (Tomcil)
0 Response to "Parkir Penuh, Jangan Jenuh."