Gara-gara UKT
Setiap hal yang dilakukan mahasiswa harus mempunyai ketepatan, salah satunya adalah tepat waktu. Suara Satwa sebagai LPM Mahasiswa sudah berusaha menerapkan hal tersebut dalam penerbitan majalah. Proses pengerjaan mulai dari pembagian rubrik, sampai perwajahan majalah sudah diselesaikan. Tinggal proses akhir, yaitu pencetakan.
Dalam pencetakan majalah membutuhkan dana yang tak sedikit. Misal bila ingin mencetak 600 exemplar diperlukan dana diatas Rp. 10.000.000,00.
Saat mengajukan dana ke PDII . Ia mengatakan bahwa uang UKT yang diterima oleh Suara Satwa sebesar Rp.15.000 tiap mahasiswa, dipotong admininstrasi dari pihak rektorat 25%. Jadi, mendapat bersih sekitar Rp. 11.250.
Disisi lain, harga cetak tiap majalah mencapai Rp. 17.500, secara otomatis Suara Satwa tekor lumayan banyak.
“ Ini merupakan kendala bila sistem UKT diberlakukan. Dana yang kita ajukan dipotong 25% oleh pihak rektorat sebagai administrasi. Semua dana kegiatan harus tertera dalam renja. Untuk mengatasi hal tersebut kita harus merevisi renja, namun dalam prosesnya cukup lama dan rumit”, ucap Dr. drh. Tjok Oka Pemayun, MS saat ditemui diruang kerjanya.
Berhubung majalah sudah tinggal proses akhir. Untuk sementara bisa memakai dana fakultas. “Kedepannya, saya harap kita diskusi bersama, kita rancang anggaran yang diperlukan supaya kegiatan mahasiswa dapat berjalan tanpa kendala masalah dana ”,tambahnya.
UKT yang sebenarnya bertujuan memberikan keringanan bagi mahasiswa baru yang sedang masuk dalam perguruan tinggi. Kenyataanya, hal tersebut malah merepotkan mahasiswa. Berharap Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 55 tahun 2013 tentang UKT perlu ditinjau ulang kelayakannya, agar kegiatan mahasiswa bisa berjalan lancar.
0 Response to "Gara-gara UKT"