Halal- Haram Dalam Kacamata Agama


Jumat, 10 September 2014, Indonesia Medicus Veterinus mengadakan Seminar Ilmiah mengenai Tinjauan Tentang Halal yang diikuti oleh dosen dan mahasiswa di ruang sidang FKH UNUD.

Tujuan diadakan seminar kali ini untuk memberi informasi dan pemahaman mengenai makanan yang boleh dikonsumsi dan baik untuk kesehatan, memandang halal dari tiga sudut pandang agama, yakni Kristen, Islam dan Hindu.

Materi pertama disajikan oleh Prof. Dr. drh. Iwan Harjono Utama, MS. Ia menjelaskan mengenai Halal dan Haram dari sudut pandang agama Kristen, lebih dikenal dengan Clean dan Un-Clean. Memberikan pandangan mengenai aturan-aturan (Imamat. 11;Ulangan.14:3-21) menggiring manusia untuk memahami sepanjang sejarah penetapan makanan oleh Tuhan. Seperti alasan higienis, penjelasan alegoris yang terkait dengan karakter hewan, testing berdasarkan opini, keterkaitan dengan paganism, kebiasaan yang umum dilakukan dan analogi spiritual.


Materi kedua disampaikan oleh drh. Mas Djoko Rudiyanto, MS. Ia menjelaskan halal haram dalam sudut pandang Agama Islam, yang lebih dikenal dengan Halalan Thoyyiban. Islam mengajarkan bahwa makanan halal tak hanya dari bahan makanan, melainkan bisa dinilai dari segi pengolahan, penyajian, dan penamaan. Misalnya; bila ada warung lalapan yang memakai nama “Lalapan Sambal Setan”, tidak akan dapat sertifikasi halal karena ada nama setan, begitu pula dengan penyajian makanan yang menjijikan seperti menggunakan wadah westafel / water closet.


Materi terakhir disampaikan oleh drh. I Ketut Suatha. Ia lebih mejelaskan mengenai aplikasi makanan terhadap kehidupan. Seperti Satwika guna, yang memiliki arti jika dikonsumsi dapat meningkatkan kualitas hidup, umur panjang, kekuatan, tenaga, rasa nyaman, keriangan, kecerdasan, ketiadaan penyakit dan kesehatan. Rajasika guna, jika dikonsumsi dapat menimbulkan sikap kemarahan (emosional), agresif, kesakitan, duka cita, kepedihan, penderitaan dan penyakit. Tamasika guna, jika dikonsumsi akan menimbulkan kemalasan, ketidakpedulian, pasif, keras kepala, kebodohan dan penyakit.



Putri Nugraha, salah satu peserta mengungkapkan, bahwa seminar ini bermanfaat dan menambah pengetahuan mengenai makanan yang baik untuk dikonsumi. "Bagus sekali informasinya, karena saya dapat membandingkan mengenai apa saja yang baik dimakan menurut agama Kristen, Hindu dan Islam. Seminar ini membuat saya sadar bahwa memperhatikan kehalalan dan kebersihan makanan merupakan hal yang penting", ungkapnya.

“Dengan seminar ini, diharapkan peserta mengerti apa itu halal. Halal tidak hanya dalam islam, dalam agama lain juga mengenalnya namun dengan istilah yang berbeda”, ujar Lidia Nofantri salah satu panitia.//Tifany Beby//

0 Response to "Halal- Haram Dalam Kacamata Agama"